Kamis, 05 Juli 2012

Pengalaman kuu

Pemula seorang guru sekolah minggu. Walaupun aku baru pemula guru sekolah minggu tapi aku bersukur banget dengan itu aku bisa mengerti seorang anak kecil. Aku merasa sekaarang aku lebih dekat dengan anakanak aku sedikit bersabar dengan mereka aku sedikit memiliki pengertian kepada mereka. Sku sekarang bisa menerapkannya di kehidupankuu sehari-hari. Seneng rasanya pengalaman ku bisa berguna di dalam kehidupan ku sehari-hari. Kadang kata adik-adik ku aku jadi ibu-ibu aja deh. Dalam hatikuu terbahak-bahak. Kata mereka aku udah pantear jadi ibu-ibu. Hehehe sedikit besar kepala aku. Yah aku udah bisa sedikit lembut bersabar berpengertian kepada anak-anak kecil. Senang banget pelayanan ku bisa bermanfaat. . . Hehehe Mksii Tuhan ;)

Proses

Pertobatan sejati Yoel 2:13 Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu, sebab Ia pegasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukumanNya. Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 34; 2 Tesalonika 1; Yesaya 21-22 Bangsa Israel memiliki kebiasaan yang khas dalam menunjukkan pertobatan. Mereka biasa mengoyakkan pakaian untuk menyatakan bahwa mereka sudah bertobat. Tanda-tanda lahiriah itu bagi mereka dirasa cukup untuk mengungkapkan bahwa mereka menyesali pelanggaran mereka. Tetapi Allah sanggup melihat secara transparan sampai dasar hati. Di dalam pemandanganNya, "lip service" dan hal-hal lahiriah tidaklah berarti apa-apa tanpa didasari pertobatan sejati di dalam hati. Sandiwara murahan yang dipertontonkan manusia yang bisa mengelabui manusia yang lain, akan "kena batunya" jika dierhadapkan dengan cara Allah memandang. Pertobatan (Yun = metanoia) berarti berbalik 180 derajat dari jalan sesat yang selama ini dilalui, bukan sekedar belok kanan atau kiri. Pertobatan adalah berbalik ke jalan Tuhan yang seharusnya dilalui. Secara negatif ada unsur meninggalkan jalan yang salah, dan secara positif menyusuri jalan yang benar. Yoel menekankan pertobatan yang "dari dalam" dan bukan pertobatan yang "tampak luar". Karena pertobatan tidak ditujukan kepada manusia, tidak ada pilihan lain kecuali harus menunjukkannya dengan kesejatian. Bersandiwara di hadapan manusia, tidak akan memberi arti apa-apa, kecuali semakin menumpuk kesalahan di hadapan Tuhan. Cara terbaik menunjukkan pertobatan adalah dengan menunjukkan kesejatiannya.